Wednesday 27 April 2011

Cukupkah Keinsafan ini


 
Andai bahasa ini tidak lagi sampai ke telinga tuhan
Akan aku ambil kuku yang berdarah
Untuk menulis surat cinta pada-Nya
Agar dia faham
Maksud munajat yang terabai.

Setiap detik aku melukis jalan untuk dipilih
Tapi hitam tetap ditangan
Sehingga gelap seluruh siang
Dalam panas mentari dunia.

Hati ini bukan mati dalam alpa
Tapi tersekat dek panah duniawi
Melihat kuasa, harta sesemesta
Pesta liar seluruh malam hingga fajar
Ketawa hilai amat menggoda
Lalu seketika aku terbendam dalam fatamorgana.

Terlalu lama dalam riuh kesesatan
Tiba-tiba hati ingin kembali
Mencari damai yang hilang
Mencari tenang yang pudar
Mencari diri yang sesat.

Lalu pada malaikat aku kirimkan
Bicara insaf demi belas dari Tuhan
Tapi aku lupa….
Apakah niat ini mencukupi?
Apakah perbuatan memadai?
Adakah kesalan bermakna? 




No comments:

Post a Comment